10 Masalah Saat Umroh yang Jarang Dipikirkan oleh Jamaah - Sebagai jamaah umroh, terkadang perencanaan umroh serta pelaksanaan ibadah umrah itu sendiri menjadi hal yang diutamakan sehingga jamaah jarang memikirkan masalah-masalah yang bisa saja terjadi saat umroh.
Masalah ini, diharapkan tidak terjadi pada saat Anda melakukan ibadah haji kecil di tanah suci. akan tetapi, jika qadarullah terjadi, maka Anda bisa menyimpan artikel berikut ini supaya bisa menanggulangi permasalahan dengan cepat sehingga Anda dapat melanjutkan ibadah umroh Anda.

Apa saja masalah saat umroh yang perlu Anda antisipasi, dan bagaimana solusinya? Mari kita simak artikel dari erahajj berikut ini
Tersesat
Jika Anda menghadapi musibah tersesat sehingga Anda kehilangan langkah rekan-rekan Anda pada 1 rombongan, maka Anda harus berupaya mengontak ketua rombongan atau rekan 1 rombongan Anda.
pertama , simpan nomor kontak pimpinan rombongan / muthawwif, dan beberapa teman Anda. Jangan lupa untuk memberi kontak orang tersebut dengan nama yang mudah diingat. Biasanya, dalam situasi bingung, seseorang bisa panik dan kehilangan pikiran jernih mereka.

Anda bisa menyimpan nomor kontak di handphone. Sebagai cadangan, tulis juga di buku kecil agar Anda dapat menghubungi rekan Anda jika ponsel Anda tertinggal.
Kemudian, Anda harus menginformasikan mereka lokasi Anda dengan tepat. Diusahakan untuk berada di lokasi yang mudah ditemui. Dengan petunjuk yang benar, mereka akan dapat dengan mudah menemukan Anda.
Jika Anda tidak dapat mengontak siapapun karena tidak ada ponsel atau nomor telepon, Anda bisa meminta pertolongan petugas untuk mengurus\membantu Anda. Sebutkan identitas, dan siapa yang hendak Anda temui untuk mempermudah petugas mempertemukan Anda dengan kelompok.
Baca Juga : Ini Gambaran Kondisi di Masjidil Haram yang Perlu Jamaah Umroh Ketahui
Kehilangan Uang atau Barang
perihal kehilangan uang atau barang mungkin tidak seberat tersesat, tetapi dampaknya mungkin bisa berkelanjutan. jika Anda kehilangan uang yang lumayan besar.
Kehilangan uang dalam jumlah besar saat umroh, biasanya disebabkan oleh ketidakpahaman kita dalam cara membawa dan menyimpan uang ketika umroh.

Cara untuk mengatasi agar tidak kehilangan uang yaitu dengan membawa uang seperlunya saat berumroh. Bawalah uang tunai sekiranya bisa untuk dua hari, sisanya Anda bisa mengambilnya nanti di Makkah/Madinah melalui ATM.
ketika menarik uang di ATM juga jangan terlampau berlebihan, sehingga Anda bisa lebih nyaman beribadah tanpa takut kehilangan uang.
Jika naudzubillah Anda terlanjur kehilangan uang, maka solusinya adalah secepatnya lapor kepada pimpinan rombongan dan Anda akan dipandu untuk mengurusnya. apabila masih beruntung, Anda bisa mendapatkan uang atau barang yang Anda miliki.
Baca Juga : Inilah Jumlah Uang Saku Ideal yang Harus Dibawa Jamaah saat Umroh
Kecelakaan
Ada situasi force majeur alias kondisi yang tidak dapat kita kendalikan, seperti misalnya kecelakaan. Jamaah umrah diminta agar selalu berhati-hati dalam setiap aktivitas di tanah suci.
Namun, apabila sudah berhati-hati tetapi jamaah mengalami kecelakaan seperti jatuh, terpeleset, terserempet/ tertabrak kendaraan, dan lain-lain, Anda bisa meminta bantuan pembimbing umrah Anda atau pimpinan rombongan untuk membawa Anda ke pusat layanan kesehatan.
apabila terjadi luka yang cukup serius, Anda biasanya akan dibawa ke rumah sakit sesuai dengan peraturan kesehatan yang ada.
Anda seharusnya menurut kepada petugas kesehatan untuk melakukan pengobatan, supaya kondisi Anda membaik & dapat secepatnya meneruskan perjalanan umrah.
Sakit
Jamaah yang memiliki riwayat penyakit serius yang sewaktu-waktu bisa kambuh, harus lebih teliti mempersiapkan diri sebelum berumroh.
Selalu mengantisipasi dengan cara meningkatkan kesehatan sebelum umroh, serta membawa obat-obatan pribadi untuk persiapan di tanah suci. Hal ini memudahkan Anda agar bisa tertangani dengan cepat ketika penyakit Anda kambuh.
akan tetapi, untuk kondisi sakit yang terjadi pada saat Anda di pesawat atau ketika sampai di tanah suci, Anda bisa menyampaikan kepada pembimbing akan keluhan yang Anda rasakan supaya dapat segera ditangani.
Baca Juga : Inilah Urgensi Vaksinasi Meningitis Sebelum Berumroh
Belum Berniat Ihram Padahal Sudah Melewati Miqat
Hal yang sifatnya teknis ibadah umroh seperti rukun-rukun umroh, hendaknya Anda kuasai dengan cara mencari informasi seputar umroh jauh-jauh hari sebelum berangkat.
Ada situasi dimana jamaah lupa belum berniat umroh padahal ia dan rombongannya sudah melewati miqat. Entah karena suatu hal ia tertinggal dari kelompok (biasanya pembimbing memandu jamaah untuk berniat saat di miqat).
Maka yang harus Anda lakukan adalah melapor kepada muthawwif, dengan begitu Anda bisa diantarkan lagi ke tempat miqat untuk berniat umroh. Niat adalah rukun terpenting, sebab tanpa niat ibadah umrah Anda tidak sah.
Keliru Tempat Saat Memulai Thawaf dan Sai
kadang kala jamaah yang kurang memahami tatacara pelaksanaan rukun umroh, tidak mengerti bahwa ada tempat tersendiri untuk memulai thawaf dan sa'i. Sehingga mereka melakukan thawaf tidak dari hajar aswad, akan tetapi dari sembarang tempat.

Ada juga yang melaksanakan sa'i dari bukit Marwah, karena tidak mengerti dimana posisi mulai sa'i. Inilah pentingnya peran seorang muthawwif atau pembimbing umrah untuk memberitahu jamaah bagaimana menjalankan rukun umrah dengan benar, termasuk dimana memulai thawaf dan sa'i.
Setelah Thawaf Pulang Ke Hotel dan Membuka Kain Ihram
umrah dilaksanakan secara tertib (rukun ke-5 umrah). apabila jamaah tidak memahami, mereka bisa saja melakukan hal yang melanggar, tetapi merasa tidak melanggar.
Misalnya saja setelah thawaf mereka merasa lelah, lalu kembali ke penginapan & melepas kain ihrom. Padahal, masih ada rukun umrah yaitu sa'i dan tahallul supaya umroh mereka sempurna.
Jamaah berpikir bahwa tidak masalah istirahat dan melepas kain ihram. Padahal ini tidak boleh dilakukan. tetapi, ada solusinya. Muthawwif dapat memberitahukan kepada jamaah untuk memakai kembali kain ihram mereka, lalu mereka dapat melakukan sai'i dan tahallul.
Adapun jamaah, tidak diharuskan membayar dam, karena mereka ketika melepas kain ihrom tersebut dalam kondisi tidak mengerti hukumnya. Kecuali mereka tahu tetapi melanggar, maka wajib membayar dam.
Batal Wudhu Saat Thawaf atau Sai
Jika Anda batal saat thawaf, maka Anda bisa mengambil wudhu dan kembali melakukan thawaf, dengan mengulang di putaran yang Anda batal tersebut. contoh Anda batal di putaran ke-3, maka Anda tinggal menambah dari hitungan ke-3 dan seterusnya.
Hal ini disebabkan karena thawaf kedudukannya sama seperti shalat, sehingga jika Anda batal, Anda harus berwudhu, baru bisa melanjutkan thawaf.
Lain dengan sa'i, yang tidak mensyaratkan jamaah untuk suci dari hadast. Sehingga Anda batal wudhunya, tidak perlu\harus mengambil wudhu lagi. Tempat untuk pelaksanaan sa'i juga berada di perbukitan, tidak di dalam masjid seperti thawaf.
Jamaah Wanita Mengalami Haid
perkara haid ini terkadang membuat bingung jamaah perempuan yang mengalaminya saat ibadah umroh. Jika Anda sampai di tanah suci, lalu mendapatkan haid, maka Anda tetap dapat melakukan rukun umrah dimulai dari hram sampai tahallul. Hanya saja, Anda wajib menunda thawaf.
karena, thawaf mensyaratkan Anda untuk suci dari hadast kecil maupun besar. Sedangkan rukun yang lain tidak. Anda dapat menundanya hingga haid berhenti.
akan tetapi, jika Anda sudah akan tertinggal kelompok yang akan berpindah ke tempat lain (misal ke madinah) maka Anda bisa pergi sementara waktu, dan kembali lagi ke Makkah untuk melakukan thawaf setelah kondisi Anda suci.
Jika sampai hari kepulangan Anda tidak ada tanda-tanda akan selesai haid, padahal tidak dapat safar lagi untuk umroh karena jauhnya tempat dan biaya, maka gugurlah kewajiban syarat sah thawaf yakni suci dari hadast besar.
Anda bisa masuk masjidil haram dan melaksanakan thawaf, dengan menggunakan pembalut yang aman sehingga tidak ada darah haid yang bertebaran.
Wafat
Ini adalah kondisi yang tidak pasti terjadi, namun,tetapi,akan tetapi pada umumnya dirindukan oleh sekelompok besar orang pergi ke tanah suci. Sesuai dengan hadist Rasulullah SAW, dari Ibnu Umar Nabi SAQ bersabda:
Siapa yang bisa meninggal di Madinah, silahkan wafat di Madinah. Karena aku akan memberikan syafaat bagi orang yang meninggal di Madinah.
(HR. Turmudzi 3917, dishahihkan an-Nasai dalam Sunan al-Kubro (1/602) dan al-Albani )
Di riwayat lain terdapat hadist mengenai meninggal) (ketika umroh. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, maka dituliskan untuknya pahala haji higga hari kiamat. Barangsiapa keluar untuk umroh lalu meninggal dunia, maka ditulis untuknya pahala umroh hingga hari kiamat. Dan barangsiapa keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari kiamat.”
HR Abu Ya’la dan dishahihkan Albani dalam Shahih At Targhib 1114
Maka, jika Anda termasuk orang yang wafat saat umroh, merupakan hal yang menyenangkan. Jamaah yang meninggal) (saat umroh sebaiknya dirawat jenazahnya seperti berikut:
- Dimandikan menggunakan air bercampur daun bidara atau sabun
- Dikafani dengan dua potong kain, atau diriwayat lainnya dengan kain ihramnya
- Tidak diberi wewangian
- Tidak ditutup kepala & wajahnya
- Mereka akan dibangkitkan hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah
Hal ini karena mereka akan dibangkitkan dihari kiamat sebagaimana keadaan orang yang berihrom, yaitu tidak memakai wangi-wangian, tidak ditutup wajahnya.
Itulah 10 masalah saat umroh yang bisa Erahajj bagikan untuk Anda. Semoga perjalanan Anda diberikan kelancaran sehingga Anda bisa pulang ke tanah air dalam keadaan mabrur.